Info Kelebihan Malam Nisfu Syaaban

malam nisfu syaaban,kelebihan malam
Assalamualaikum war wab,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini, selawat & salam kepada Saidina Muhammad SAW, para sahabat-sahabatnya, ahli keluarganya serta keturunan-keturunannya.

Muslimin & Muslimat yang di rahmati Allah.

Sya’ban telah menghampiri kita, bulan dengan segala keistimewaan dan peristiwa mulia di dalamnya. Tak terkecuali dengan terdapatnya satu malam yang mulia dan penuh keberkahan yaitu malam pertengahan bulan (nisfu sya’ban). Pada malam ini Allah SWT menampakkan dan mencurahkan rahmat dan keampunan kepada hamba-hambanya. Barangsiapa berdo’a maka do’anya di mustajabkan, barangsiapa meminta agar dihilangkan kesusahannya maka akan dipenuhi permintaan itu dan pada malam ini pula Allah mencatat rizqi-rizqi serta amal-amal hamba-hambanya.

Malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang mempunyai banyak fadhilah atau keutamaan. Dalam kitab Zubdah Al-Wa`izhin terdapat hadits yang diriwayatkan dari Abi Nashr bin Said, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tatkala datang malam ketiga belas bulan Sya`ban, pernah datang kepadaku Malaikat Jibril seraya berkata, `Wahai Muhammad, bangunlah engkau, karena sesungguhnya telah datang waktu bertahajjud, supaya engkau dapat memohon kepada Allah atas keselamatan umatmu” Maka Nabi pun melakukan itu.

Lalu datang pula Malaikat Jibril ketika fajar subuh bersinar, seraya berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan kepadamu sepertiga dari umatmu”. (yakni agar beliau dapat memberikan syafaat kepada mereka). Maka menangislah Nabi SAW sambil mengatakan, “Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku tentang umatku yang dua pertiga lagi.” Jibril menjawab, “Aku tidak tahu.”

Lalu datang lagi Jibril pada malam yang kedua (yaitu malam yang keempat belas Sya`ban) seraya berkata, “Wahai Muhammad, bangunlah engkau & bertahajjudlah.” Maka Nabi SAW pun melakukan itu. Lalu datang lagi Malaikat Jibril pada waktu fajar, seraya berkata, “‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah memberikan kepadamu akan dua pertiga umatmu.” Maka Nabi pun menangis seraya berkata, “Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku tentang sisa umatku yang lainnya.” Jibril menyahut, “Aku tidak tahu.”

Kemudian datang lagi Jibril pada malam Bara’ah (malam kelepasan, pembebasan dari belenggu kesulitan, yaitu malam kelima belas Sya’ban), seraya berkata, “Kabar gembira untukmu, wahai Muhammad. Sesungguhnya Allah telah memberikan untukmu seluruh umatmu yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu.”

Malam Nisfu Sya`ban adalah malam kelepasan. Pada malam itu umat Nabi Muhammad SAW sangat patut bersyukur dengan melakukan berbagai ibadah yang diridhai. Terdapat banyak keterangan mengenai keutamaan malam Nisfu Sya`ban dan fadhilah menghidupkannya. Telah diriwayatkan dalam beberapa hadits tentang kemuliaan malam ini, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ath Thabaraniy dan Ibnu Hibban dari sahabat Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):

“Allah SWT memandang kepada seluruh makhlukNya pada malam nishfu sya’ban dan memberikan ampunan kepada seluruh makhluknya kecuali orang yang musyrik dan musyaahin”

Musyaahin adalah orang yang menyalakan api permusuhan dan merusak antara dua orang yang saling kasih. Juga diriwayatkan oleh Al Imam Al Baihaqiy dari As Sayyidah ‘Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang Jibril kepadaku seraya berkata: malam ini adalah nisfu sya’ban dan pada malam ini Allah SWT membebaskan dari neraka manusia sebanyak bulu kambing bani kalb, pada malam ini Allah tidak melihat dengan pandangan rahmat kepada musyrik, musyaahin, pemutus silaturrahim, orang yang durhaka kepada orang tuanya dan peminum khamr”.

Dalam riwayat yang lain Al Imam Al Baihaqiy meriwayatkan hadits dari Utsman bin Abil ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Jika tiba malam nisfu sya’ban terdengar seruan yang berkata: siapakah yang hendak meminta ampun (pada malam ini) maka Aku akan ampuni, siapakah yang meminta sesuatu maka Aku akan berikan, tidak seorangpun yang memohon kepadaKu kecuali pasti Aku kabulkan hajatnya kecuali pezina dan musyrik”.

Al Imam Al Baihaqiy juga meriwayatkan dari Al ‘Alaa’ bin Harits, bahwasannnya Saidatina ‘Aisyah berkata: “suatu malam Rasulullah solat lalu beliau memanjangkan sujudnya sehingga aku menyangka bahwa beliau telah meninggal, manakala aku menyaksikan itu aku bangkit lalu aku gerakkan ibu jari beliau, dan jari-jari beliau bergerak. Maka aku kembali ke tempatku. Setelah beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan menyelesaikan sholatnya beliau bersabda: “Wahai ‘Aisyah tahukah kamu malam apakah ini?”, aku berkata: Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Beliau SAW melanjutkan: “Malam ini adalah malam nisfu sya’ban, sesungguhnya Allah SWT pada malam nisfu sya’ban melihat dengan pandangan rahmat kepada hambanya, maka Allah SWT memberikan ampunan kepada yang meminta ampunan dan merahmati kepada yang memminta rahmat dan Allah SWT membiarkan orang yang iri dengki (tidak mendapat bagian dari rahmat itu)”.

Nama-nama malam nisfu sya’ban

Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nisfu sya’ban memiliki banyak nama, dan sudah menjadi maklum bahwa banyaknya nama menunjukkan kemulyaan yang mempunyai nama itu. Bahkan al Imam Abul Khair Ath Thaliqani menyebutkan tidak kurang 22 nama nisfu sya’ban, diantaranya :

Lailatul Mubaarokah (Malam keberkahan)

Artinya malam itu sendiri memiliki keberkahan, atau karena makna dan rahasia yang terdapat didalamnya atau karena dekatnya malaikat kepada manusia pada malam itu.

Lailatul Qismah (Malam pembagian)

Yaitu pembagian rizqi dan penentuan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Atha’ bin Yasar, beliau berkata: “Jika tiba malam nisfu sya’ban malaikat maut menghapus setiap nama orang yang ditakdir akan mati pada sya’ban itu sampai sya’ban yang akan datang, dan sesungguhnya seseorang berbuat kezaliman dan kekejian atau menikahi wanita atau menanam pepohonan padahal namanya telah dipindah dari (catatan) golongan orang-orang yang hidup ke dalam (catatan) golongan orang-orang mati dan tidak ada malam yang lebih mulia setelah malam Lailatul Qadr daripada malam nisfu sya’ban”

Lailatut Takfiir (Malam pengguguran dosa)

Al Imam Taqiyuddin As Subki RA menyebutkan dalam tafsirnya bahwasanya malam nisfu sya’ban menggugurkan dosa selama setahun dan malam jum’at menggugurkan dosa sepekan dan malam lailatul qadr menggugurkan dosa seumur hidup.

Lailatul Ijaabah (Malam pengabulan doa)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, beliau berkata : “Terdapat lima malam yang tidak akan tertolak doa, yaitu malam jum’at, awal malam bulan rajab, malam nisfu sya’ban, malam lailatul qadr dan dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

Lailatu ‘iidil malaaikah (malam hari raya malaikat)

Al Imam Abu Abdillah Thahir bin Kuhammad bin Ahmad al Haddadi ra menyebutkan dalam kitabnya ‘Uyuunul Majaalis : “Sesungguhnya para malaikat di langit mempunyai dua hari raya sebagaimana kaum muslimin, adapun hari raya malaikat adalah malam nisfu sya’ban dan malam lailatul qadr sedangkan hari raya muslimin adalah idul fitri dan idul adha. Hari raya malaikat malam hari karena mereka tidak tidur, jadi siang dan malam sama di hadapan mereka, sedang hari raya muslimin pada siang hari karena malam adalah waktu mereka tidur dan beristirahat.

Lailatusy Syafa’ah (Malam pemberian syafa’at)

Nama ini diberikan oleh al Imam Abu Manshur Muhammad bin Abdillah al Hakim an Naisaaburi dan ulama lainnya.

Lailatul Baraa ah (malam pembebasan)

Yang dimaksud adalah dibebaskan dari neraka Allah, yang demikian ini diberikan kepada mereka yang melaksanakan hak-hak Allah dan melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Lailatut Ta’dziim (malam kemulian)

Nama ini diberikan oleh Taqiyuddin As-Subki ra dalam tafsirnya.
Lailatul ghufraan wal ‘itqu minan niiraan (malam pengampunan dan pembebasan dari neraka) Keterangan ini disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ikhwan yang ditulis oleh as Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Hijazi Rahimahullah.

Dengan keterangan diatas kita dapat mengetahui betapa agung malam nisfu sya’ban itu. Sehingga ketika kita sudah mengetahui kemuliaannya maka hendaknya kita gunakan kesempatan umur dengan banyak beribadah pada malam ini, dengan solat, dzikir, selawat atau doa-doa yang biasa dibaca oleh kaum muslimin. Doa-doa itu ditulis oleh ulama pendahulu kita agar dibaca guna memuliakan dan menyemarakkan malam nisfu sya’ban sehingga umur dan waktu kita tidak berlalu begitu saja. Juga di dalam semua itu terdapat fadhilah dan pahala yang besar.

Mudah-mudahan Allah SWT menerima segala amal ibadah kita. Ameen Ameen Ameen Ya Rabbal 'Alamin. Wallahu A’lam.

Ustaz Hasan Saifouridzal
Khadim Majelis Rasulullah

0 comment... add one now